Melihat Usia Alam Semesta Di Museum Zamzam Tower
Salah satu destinasi wisata yang bisa menjadi opsi untuk dikunjungi jemaah umrah maupun haji adalah museum Menara Zam-zam. Di dalamnya, pengunjung dapat melakukan perjalanan iman melalui fenomena alam semesta.
Museum ini dioperasikan oleh sebuah yayasan nirlaba, Yayasan Misk, yang didirikan oleh Putra Mahkota Muhammad Bin Salman. Museum diresmikan pada Mei 2019.
Museum ini berlokasi di empat lantai paling atas Menara Jam Mekah. Salah satu lantainya didedikasikan untuk matahari dan bulan. Di lantai lainnya terdapat pameran pengukuran waktu dan replika jam raksasa Mekkah. Di lantai keempat terdapat balkon di mana pengunjung dapat menikmati pemandangan Masjidil Haram yang indah dari ketinggian.
Museum ini dirancang membawa para pengunjung untuk tur keliling alam semesta, yang akan memberi informasi bagaimana manusia biasa mengukur waktu di masa lalu. Seperti pengunaan matahari, bulan dan galaksi untuk pengukuran waktu kala itu.
Para pengunjung juga dapat mengetahui metode yang digunakan orang-orang di zaman kuno yang mengukur waktu melalui penggunaan dua jam alam semesta – matahari dan bulan.
Mereka juga akan dapat melihat jam terbesar di dunia, yang dianggap sebagai keajaiban dalam pembuatan arloji.
Pada lantai pertama museum ini, dapat dilihat jam Mekkah, yang dirancang dan diproduksi bersama oleh sejumlah perusahaan arloji internasional. Jam tersebut terbuat dari berbagai komponen jam, yang menjadikannya paling akurat di dunia dalam memberikan waktu.
Di lantai kedua, didedikasikan untuk pengetahuan dalam pengukuran waktu, menjelaskan kepada para pengunjung bagaimana manusia sejak zaman dulu sudah sangat ingin mengetahui waktu. Manusia telah menemukan banyak alat dan sistem untuk pengukuran waktu selama berabad-abad. Mereka termasuk jam air dan pasir, pendulum dan arloji saku.
Manusia di masa lalu, dengan cermat mengikuti orbit matahari dan bulan untuk menentukan tanggal, arah kiblat dan waktu sholat.
Di lantai tiga museum, pengunjung akan menikmati suguhan matahari, bulan dan bumi. Para pengunjung dapat melihat bagaimana manusia di masa lalu mengandalkan benda langit untuk mengatur kehidupan dan aktivitasnya. Mereka juga akan belajar bagaimana gerhana dan fenomena matahari lainnya terjadi di alam semesta.
Di lantai empat, para pengunjung memiliki kesempatan untuk lebih memahami ruang dan bintang-bintang, dan bagaimana manusia menggunakannya di masa lalu untuk menentukan arah lokasi.
Terakhir, balkon menara jam dapat digunakan pengunjung menikmati pemandangan kompleks Masjidil Haram dan sekitarnya.
Pada bagian Menara Jam, memiliki jam dengan empat sisi. Masing-masing sisi berukuran 43 kali 43 meter dan berat sekitar 36 ribu ton. Jam itu berukuran 35 kali ukuran jam Big Ben di London, Inggris.
Dilengkapi dengan perlindungan terhadap hujan, badai pasir, dan angin, jam itu ditutupi oleh mosaik kaca seluas 100 juta lembar yang dilapisi emas 24 karat.
Museum Menara Jam memiliki puncak menara setinggi 128 meter dengan sabit emas 23 meter di atasnya. Pada malam hari lebih dari 2 juta LED menerangi jam, membuatnya terbaca dari jarak delapan kilometer. Museum Menara Jam juga terdiri dari 3.000 ruangan, termasuk apartemen dan hotel.
Kompleks hotel Abraj Al-Bait adalah proyek multi-miliar dolar yang dibangun setelah pembongkaran benteng Ajyad Ottoman yang bersejarah pada tahun 2002 yang memicu keretakan diplomatik dengan Turki.
Di antara lusinan pengunjung museum, Amro Mohammed Masadi dari selatan Arab Saudi, sibuk membaca informasi yang dicetak di papan kaca.
"Awalnya, saya pikir itu hanya jam biasa, tetapi ternyata saya bisa mempelajari informasi baru mengenai usia alam semesta, galaksi dan hal-hal lain," kata Masadi.